keperawanan
hingga saat ini masih menjadi topik yang selalu hangat untuk
dibicarakan. Penyebabnya apalagi jika bukan keperawanan selalu lekat
dengan hubungan seksual. Dan sudah di tebak bahwa seks adalah topik yang
tak lekang dimakan zaman untuk selalu dibahas. Selama ini anggapan yang
umum beredar adalah hilangnya keperawanan sama dengan robekny selaput
dara. Jadi , karena ketidak sengajaan yang yang dilakuka oleh wanita
sehingga membuat selaput dara robek,maka wanita di sebut sudah tidak
perawan lagi.
Banyak
pemikiran bahwa seorang wanita yang belum melakukan hubungan
seksual,maka selaput daranya masih utuh dan pada melakukan hubungan
seksual pasti akan keluar darah. Namun tentunya tanda fisik ini bukan
menjadi suatu patokan utama terhadap penilaian tersebut, karena
keperawanan seseorang hanya dapat diketahui melalui suatu pemeriksaan
oleh ahli medis,.
Selaput
dara merupakan selaput membran yang menutupi ilang vagina. Selama ini,
masihbanyak orang yang menghubungkan keperawanan seseorang dengan
robeknya selaput dara. Padahal anggapan yang sudah terlanjur beredar
luas itu sama sekali salah kaprah. Anggapan mengenani selaput dara dan
hubungan dengan keperawanan sudah menggeser fungsi sebenenya dari
selaput dara yang semata-mata hanya sebagai pelingdungan vagina. Jadi,
selaput dara tidak selaknya menjadi ukuran keperawanan
Berdasarkan
penjelasan tersebut maka sudah jelas bahwa sebenarnya robeknya selaput
dara bukan lah satu-satunya indikantor bahwa seorang wanita masih
perawan atau tidak. sebab selaput dara sebenarnya sangatlah tipis dan
beberapa aktivitas seperti olaraga atau mungkin jatuh dari sepeda sudah
bisa menyebabkan selaput dara sobek.
Dan
tentunya tidak ada tanda fisik tertentu yang dapat membuktikan
seseorang perawan atau tidak, simpulnya menanggapi berbagai macam
mitos tentang tanda fisik yang bisa membedakan apakah seorang wanita
masih perawan atau tidak..
0 comments:
Post a Comment