KAPAL SEHARGA 1 MILIAR ERA SBY DIBIARKAN MANGKRAK
Kapal boat sumbangan Jero Wacik yang diperuntukkan untuk angkutan nelayan di Danau Batur Bangli mangkrak. Bahkan kapal itu dibiarkan begitu saja tenggelam di danau.
Kapal senilai lebih dari Rp 1 miliar itu diberikan Jero Wacik semasih menjabat sebagai menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Namun sayang kini warisan Jero Wacik dibiarkan terbangkalai bahkan tenggelam di tepian danau saat air pasang.
Kabid Bina Obyek Dispabud Bangli, I Wayan Bone saat dikonfirmasi membenarkan kalau kapal tersebut merupakan bantuan dari pemerintah pusat untuk Pemkab Bangli tahuin 2010.
Rencana awal, kata dia kapal tersebut diperuntukan untuk mengangkut wisatawan yang ingin berkunjung ke Trunyan atau wisatawan yang ingin melihat keindahan danau Batur.
Namun karena terbentur ongkos tarif yang mahal dibandingkan ongkos perahu, maka kapal tersebut jarang beroperasi.
"Kini kapal itu ditinggalkan di dermaga. Untuk rencana memindahkan kapal tersebut memang ada, namun masih terbentur tempat, " ujarnya
Sementara itu tokoh masyarakat Desa Kedisan, I Wayan Swarembawa sangat menyayangkan melihat aset yang begitu mahal tidak dikelola dengan baik.
Sepengetahuan dia kapal itu selain untuk nelayan dalam mengangkut wisatawan, juga diperuntukan untuk sarana pelatihan bagi siswa SMK yang nantinya akan berangkat ke kapal persiar.
"Jika bisa dimanfaatkan, bisa banyak kegunaannya. Bisa untuk kepentingan upacara keagamaan saat umat melakukan ritual pakelem (ngelaruh hewan kurban di tengah danau)," singkatnya.
Kapal senilai lebih dari Rp 1 miliar itu diberikan Jero Wacik semasih menjabat sebagai menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Namun sayang kini warisan Jero Wacik dibiarkan terbangkalai bahkan tenggelam di tepian danau saat air pasang.
Kabid Bina Obyek Dispabud Bangli, I Wayan Bone saat dikonfirmasi membenarkan kalau kapal tersebut merupakan bantuan dari pemerintah pusat untuk Pemkab Bangli tahuin 2010.
Rencana awal, kata dia kapal tersebut diperuntukan untuk mengangkut wisatawan yang ingin berkunjung ke Trunyan atau wisatawan yang ingin melihat keindahan danau Batur.
Namun karena terbentur ongkos tarif yang mahal dibandingkan ongkos perahu, maka kapal tersebut jarang beroperasi.
"Kini kapal itu ditinggalkan di dermaga. Untuk rencana memindahkan kapal tersebut memang ada, namun masih terbentur tempat, " ujarnya
Sementara itu tokoh masyarakat Desa Kedisan, I Wayan Swarembawa sangat menyayangkan melihat aset yang begitu mahal tidak dikelola dengan baik.
Sepengetahuan dia kapal itu selain untuk nelayan dalam mengangkut wisatawan, juga diperuntukan untuk sarana pelatihan bagi siswa SMK yang nantinya akan berangkat ke kapal persiar.
"Jika bisa dimanfaatkan, bisa banyak kegunaannya. Bisa untuk kepentingan upacara keagamaan saat umat melakukan ritual pakelem (ngelaruh hewan kurban di tengah danau)," singkatnya.
0 comments:
Post a Comment