Poker. Powered by Blogger.
RSS

KISAH PILU KEHIDUPAN PELAJAR SD DI PEDALAMAN BORNEO

KISAH PILU KEHIDUPAN PELAJAR SD DI PEDALAMAN BORNEO


Di dalam keterbatasan anak-anak ini masih mempunyai mimpi yang ingin dicapai. Keadaan tidak menyurutkan niat mereka untuk  tetap bersekolah.

Meski sampai detik ini perhatian pemerintah masih sangat minim diberika. Seragam yang dlikenakan bocah-bocah ini lusuh dan warnanya sudah menguning sangat tidak layak di gunakan lagi.

Tak lagi putih seperti dipakai pelajar di kota-kota besar, bahkan ada yang celana tidak bisa di kancing. Kaki mereka dekil hanya sandal butut sebagai pelindkung kaki mereka.

Tas yang mereka gunakan juga menggunakan plastik kresek karna anak-anak ini tidak memilki tas, alat tulis bahkan buku pun harus berbagi satu sama lain saat belajar.

Para anak-anak pelajar ini bersekolah dengan berjalan kaki dan jarak tempuh yang berbeda-beda. Bahkan ada yang sampai 45 menit untuk mencapai tujuan bersekolah dan belajar.



Meraka harus menembus hutan diperdalaman dengan jalan yang berbukit. Mereka belajar dengan seorang guru yang bernma Anggit Purwoto sudah tujuh bukan Anggit mengabdi dari satu tahun masa tugas.

Anggit mengikuti program Sarjana Mendidik Daerah Terdepan, Terluar,Tertinggi (SM3T) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. SDN 04 terletak di Desa Sungkung Kecamatan Siding Kalimantan Barat.

Berbatasan dengan Malaysia butuh waktu kurang lebih dua hari dari Bengkayang ke desa dengan jalur darat. Jika cuaca buruk tentu sampainya lebih lama lagi, Di desa itu ada 4 SD, 1 SMP dan 1 SMA semuanya berbeda dalam satu kompleks.

Jaraknya tidak terlalu jauh. Untuk SD jam masuk sekolah pukul 07.00 WIB sampai 11.00 WIB. Kadang banyak siswa sampai di sekolah sudah kelelahan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment